Polisi Madiun Ini Merangkap Sebagai Wartawan Alam Gaib
MADIUN - AKP Paidi saat ini menjabat sebagai Kasubag Humas Polres Madiun, Jawa Timur (Jatim). Sosoknya tak berbeda dibandingkan dengan polisi lain, namun Paidi mengaku punya aktivitas lain di samping sebagai polisi pengayom masyarakat. Menurutnya, sudah 20 tahun ini, ia menjadi wartawan alam gaib.
Sososk kasubag humas Polres Madiun, AKP Paidi (foto: Madiunpos) |
Kisah unik bernuansa misteri itu dikemukakan Paidi tatkala ditemui Madiunpos.com di ruang kerjanya, Mapolres Madiun, Jawa Timur (Jatim), Kamis (17/2/2016). Tatkala didekati ke sosok bapak yang memiliki dua anak itu, ia sedang asyik menulis di buku tulis.
Saat ditanya mengenai aktivitasnya itu, Paidi mengatakan dirinya baru menyalin informasi dari alam gaib dengan menuliskannya di kertas.
Bentuk aksara yang dituliskan Paidi semacam aksara Arab, namun tanpa berharakat. Artikel yang ditulis polisi berpostur tubuh tinggi itu dengan aksara itu tampaknya cukup panjang, hingga memenuhi beberapa halaman buku.
Rangkaian aksara yang tampak seperti aksara Arab itu seperti membentuk sebuah kalimat dan memiliki cerita. Dia mengaku mendapat bahan tulisan itu berasal dari alam gaib.
Lelaki yang yang lahir di Ponorogo, 11 Juli 1966 ini mengaku hanya menyalin apa yang ada di alam gaib dan menuliskannya ke dalam bentuk tulisan di dunia nyata. Saat diminta Madiunpos.com membacakan apa isi yang terkandung dalam tulisan itu, Paidi mengaku tidak bisa membacanya.
“Saya hanya menuliskan informasi yang ada di alam gaib ke dalam sebuah tulisan di dunia nyata. Ini pekerjaan sambilan saya, ini seperti wartawan yang sedang mengumpulkan informasi. Bedanya, kalau Anda menulis informasi di dunia nyata, kalau saya menulis informasi yang bersumber dari alam gaib,” katanya kepada Madiunpos.com.
Ratusan Jenis Aksara
Paidi lalu berkisah bahwa dirinya bukan hanya menulis dengan aksara unik yang sepintas mirip aksara Arab itu, tetapi juga ada ratusan aksara dari alam gaib yang sudah pernah dia tuangkan di buku. Ada banyak simbol dari alam gaib yang memiliki makna tersendiri.
“[Penggunaan] Simbol atau aksara tersebut tergantung di mana saya melihat alam gaib itu,” terangnya. Setiap bagian alam gaib, kata Paidi, memiliki bentuk aksara masing-masing dan cara berkomunikasi yang berbeda-beda.
Paidi lalu menunjukkan kepada Madiunpos.com catatan dalam puluhan jenis aksara alam gaib yang pernah ditulisnya. Bentuk aksara yang ditulis Paidi itu tampak tidak lazim, ada yang berbentuk menyerupai tumbuhan, menyerupai aksara Jawa, menyerupai hewan, dan lainnya.
Sekali lagi, saat diminta untuk menjelaskan simbol itu, Paidi mengatakan tidak tahu makna dibaliknya. Tetapi, dia berkeyakinan simbol itu memiliki makna. Ditegaskannya pula, simbol atau aksara yang ditulisnya itu bukanlah buah pikirannya, tetapi murni dari penglihatannya saat melihat alam gaib.
“Saya tidak mungkin membuat simbol sebanyak itu, otak saya tidak sanggup. Saya dalam hal ini hanya menuliskan apa yang sudah ada di alam gaib,” kata polisi yang pernah menjabat sebagai Kasaresnarkoba Polres Madiun ini.
Paidi mengaku sudah menuliskan ratusan simbol atau aksara dari alam gaib. Dia mengatakan sudah memiliki puluhan buku tulis yang berisi aksara alam gaib.
Dia menjalankan aktivitasnya sebagai wartawan alam gaib itu sejak berusia 30 tahun atau sudah dijalani selama 20 tahun. Paidi menjalankan aktivitasnya itu di saat memiliki waktu longgar, sehingga tidak mengganggu pekerjannya sebagai polisi.
Sita Waktu
Diceritakan, kemampuannya untuk melihat alam gaib dan bisa menuliskan aksara alam gaib bukan ilmu yang langsung didapatkan. Menurut dia, ini merupakan serangkaian perjalanan spiritual dirinya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Saat masih muda, Paidi sering merasa galau dan merasa belum menemukan arti tujuan hidup. Selanjutnya, Paidi memutuskan untuk ikut salah satu majelis tarikat di Ponorogo. Sejak saat itu, proses spiritualnya dimulai.
Tetapi, untuk kemampuan melihat alam gaib baru dijalani saat menginjak usia 30 tahun. Saat itu, dia pun sudah menjadi polisi yang bertugas di wilayah Ponorogo.
Awalnya, aktivitasnya sebagai wartawan alam gaib ini ditentang istrinya. Maklum saja, aktivitas itu ternyata cukup menyita waktu. Namun, kemudian istrinya bisa memaklumi dan mendukung.
Saat awal-awal menjalani hobi menulis aksara alam gaib ini, Paidi jarang tidur. Dia hanya tidur dalam waktu tiga sampai lima jam per hari. Intensitas dalam menuliskan aksara alam gaib pun cukup tinggi. Lambat laun, Paidi terbiasa dengan aktivitasnya itu.
Mengapa harus dilakukan? Pertanyaan itu langsung dijawab Paidi dengan tegas, saat tidak ditulis akan berakibat pada kondisi kesehatannya. Pernah saat Paidi mencoba untuk tidak menjalankan aktivitasnya sebagai wartawan alam gaib, Paidi langsung sakit dan badan terasa tidak sehat. Saat diperiksakan ke dokter tidak ada diagnosa penyakit, dan saat diberi obat pun tidak berdampak.
Justru, saat dia mulai menuliskan lagi aksara alam gaib itu, badannya sehat kembali. Maka, sejak saat itulah, dia tidak mau meninggalkan aktivitasnya sebagai wartawan alam gaib. Aktivitasnya itu bisa berhenti ketika Paidi tidur dan pikirannya sedang bekerja.
“Kalau pikiran kosong, secara otomatis penglihatan alam gaib saya mulai terbuka dan itu menjadi pertanda saya harus menulis kembali. Tetapi, saat pikiran sedang bekerja, penglihatan kea lam gaib seperti tertutup,” ceritanya.
Spiritual Terarah
Sejak menjalani aktivitasnya itu, Paidi mengaku kehidupan spiritualnya semakin terarah. Dan pertanyaan mengenai makna dan tujuan hidup di dapatkannya dari situ. Dia belajar mengenai kehidupan dan alam semesta dari alam gaib.
Kemampuannya untuk melihat alam gaib itu ternyata juga bermanfaat saat menjalani pekerjaan sebagai polisi. Terkadang, ada simbol-simbol berbentuk angin yang mengarahkan pada pelaku kejahatan. Tetapi, hal itu tidak menjadi satu-satunya dasar untuk melakukan tindakan penyelidikan.
Meski memiliki kemampuan unik dan cenderung harus intens menjalankannya, Paidi tidak pernah mengeluh atas kondisinya itu. Justru dia bersyukur karena diberi kemampuan untuk melihat alam lain dan belajar hidup dari makhluk beda alam
Paidi lalu berkisah bahwa dirinya bukan hanya menulis dengan aksara unik yang sepintas mirip aksara Arab itu, tetapi juga ada ratusan aksara dari alam gaib yang sudah pernah dia tuangkan di buku. Ada banyak simbol dari alam gaib yang memiliki makna tersendiri.
“[Penggunaan] Simbol atau aksara tersebut tergantung di mana saya melihat alam gaib itu,” terangnya. Setiap bagian alam gaib, kata Paidi, memiliki bentuk aksara masing-masing dan cara berkomunikasi yang berbeda-beda.
Paidi lalu menunjukkan kepada Madiunpos.com catatan dalam puluhan jenis aksara alam gaib yang pernah ditulisnya. Bentuk aksara yang ditulis Paidi itu tampak tidak lazim, ada yang berbentuk menyerupai tumbuhan, menyerupai aksara Jawa, menyerupai hewan, dan lainnya.
Sekali lagi, saat diminta untuk menjelaskan simbol itu, Paidi mengatakan tidak tahu makna dibaliknya. Tetapi, dia berkeyakinan simbol itu memiliki makna. Ditegaskannya pula, simbol atau aksara yang ditulisnya itu bukanlah buah pikirannya, tetapi murni dari penglihatannya saat melihat alam gaib.
“Saya tidak mungkin membuat simbol sebanyak itu, otak saya tidak sanggup. Saya dalam hal ini hanya menuliskan apa yang sudah ada di alam gaib,” kata polisi yang pernah menjabat sebagai Kasaresnarkoba Polres Madiun ini.
Paidi mengaku sudah menuliskan ratusan simbol atau aksara dari alam gaib. Dia mengatakan sudah memiliki puluhan buku tulis yang berisi aksara alam gaib.
Dia menjalankan aktivitasnya sebagai wartawan alam gaib itu sejak berusia 30 tahun atau sudah dijalani selama 20 tahun. Paidi menjalankan aktivitasnya itu di saat memiliki waktu longgar, sehingga tidak mengganggu pekerjannya sebagai polisi.
Baca Juga: Polisi Baik ini Rela Hujan-hujan Bertelanjang Kaki Menyingkirkan Pohon Tumbang
Sita Waktu
Diceritakan, kemampuannya untuk melihat alam gaib dan bisa menuliskan aksara alam gaib bukan ilmu yang langsung didapatkan. Menurut dia, ini merupakan serangkaian perjalanan spiritual dirinya untuk menjalani kehidupan yang lebih baik.
Saat masih muda, Paidi sering merasa galau dan merasa belum menemukan arti tujuan hidup. Selanjutnya, Paidi memutuskan untuk ikut salah satu majelis tarikat di Ponorogo. Sejak saat itu, proses spiritualnya dimulai.
Tetapi, untuk kemampuan melihat alam gaib baru dijalani saat menginjak usia 30 tahun. Saat itu, dia pun sudah menjadi polisi yang bertugas di wilayah Ponorogo.
Awalnya, aktivitasnya sebagai wartawan alam gaib ini ditentang istrinya. Maklum saja, aktivitas itu ternyata cukup menyita waktu. Namun, kemudian istrinya bisa memaklumi dan mendukung.
Saat awal-awal menjalani hobi menulis aksara alam gaib ini, Paidi jarang tidur. Dia hanya tidur dalam waktu tiga sampai lima jam per hari. Intensitas dalam menuliskan aksara alam gaib pun cukup tinggi. Lambat laun, Paidi terbiasa dengan aktivitasnya itu.
Mengapa harus dilakukan? Pertanyaan itu langsung dijawab Paidi dengan tegas, saat tidak ditulis akan berakibat pada kondisi kesehatannya. Pernah saat Paidi mencoba untuk tidak menjalankan aktivitasnya sebagai wartawan alam gaib, Paidi langsung sakit dan badan terasa tidak sehat. Saat diperiksakan ke dokter tidak ada diagnosa penyakit, dan saat diberi obat pun tidak berdampak.
Justru, saat dia mulai menuliskan lagi aksara alam gaib itu, badannya sehat kembali. Maka, sejak saat itulah, dia tidak mau meninggalkan aktivitasnya sebagai wartawan alam gaib. Aktivitasnya itu bisa berhenti ketika Paidi tidur dan pikirannya sedang bekerja.
“Kalau pikiran kosong, secara otomatis penglihatan alam gaib saya mulai terbuka dan itu menjadi pertanda saya harus menulis kembali. Tetapi, saat pikiran sedang bekerja, penglihatan kea lam gaib seperti tertutup,” ceritanya.
Spiritual Terarah
Sejak menjalani aktivitasnya itu, Paidi mengaku kehidupan spiritualnya semakin terarah. Dan pertanyaan mengenai makna dan tujuan hidup di dapatkannya dari situ. Dia belajar mengenai kehidupan dan alam semesta dari alam gaib.
Kemampuannya untuk melihat alam gaib itu ternyata juga bermanfaat saat menjalani pekerjaan sebagai polisi. Terkadang, ada simbol-simbol berbentuk angin yang mengarahkan pada pelaku kejahatan. Tetapi, hal itu tidak menjadi satu-satunya dasar untuk melakukan tindakan penyelidikan.
Meski memiliki kemampuan unik dan cenderung harus intens menjalankannya, Paidi tidak pernah mengeluh atas kondisinya itu. Justru dia bersyukur karena diberi kemampuan untuk melihat alam lain dan belajar hidup dari makhluk beda alam
Polisi Madiun Ini Merangkap Sebagai Wartawan Alam Gaib
Reviewed by Unknown
on
February 19, 2016
Rating:
No comments: